Berita

Home » Berita » Hasil Riset Mahasiswa Pendidikan Sejarah UBN, Ungkap Problematika dan Strategi Pengembangan Parawisata Sejarah di Banda Naira

448417760_856631009853268_5267223750429305141_n

Hasil Riset Mahasiswa Pendidikan Sejarah UBN, Ungkap Problematika dan Strategi Pengembangan Parawisata Sejarah di Banda Naira

SejarahNews, Banda: Banyaknya tinggalan sejarah colonial di Banda Naira membuat negeri asal rempah pala, ini memiliki ciri khas tersendiri bagi peningkatan parawisata sejarah di Indonesia.

Banda Naira adalah meseum dan laboratorum alam bagi wisatawan dan peneliti sejarah, budaya dan bahari. Namun pengelolaan parawisata di Banda Naira hingga kini masih mengisahkan luka. Berbagai komentar lurus dan informasi miring datang dari berbagai wisatawan terkait problem parawisata Banda yang belum terentaskan.

Ajakan tokoh pendiri bangsa Bung Sjahrir, “jangan mati sebelum ke Banda Naira.” Seolah hanyalah “pesan kosong” yang tak bermakna bagi para pemangku kepentingan dan pengambil kebijakan untuk mengembangkan Banda Naira sebagai destinasi wisata yang unik, menarik dan unggul di Indonesia.

Sunguh ironis! Berbagai situs sejarah yang berserakan di berbagai sudut ruang pulau-pulau kecil di Banda dibiarkan tak terurus, diabaikan dan terabaikan. Padalah sejatinya, situs itu dapat dikembangkan menjadi objek wisata sejarah colonial yang menarik bagi wisatawan, sehingga kemudian berimpikasi pada sumber peninkatan PAD (Pendapatan Asli Daerah) dan menghasilkan kesejateraan bagi masyarakat atas berbagai kunjungan wisatawan local, regional dan macanegara.

Berbagai problem parawisata di Banda Naira, termasuk permasalahan wisata sejarah diungkap Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Banda Naira (UBN), Ade Tasya Telehala, dalam studinya berjudul, “Analisis Problematika dan Strategi Peningkatan Parawisata Sejarah Colonial di Banda Naira.”

Ade Tasya, saat memaparkan hasil penelitiannya dalam seminar terbuka di gedung Capten Cole, FKIP UBN pada Kamis (20/6/2024), Siang, mengungkapkan problematika parawisata di Banda Naira.

 Diantaranya, minimnya ketersediaan trasportasi umum dari dan ke Banda Naira, masalah sampah yang mencemari lingkungan objek wisata, manajemen pengelolaan objek wisata sejarah, regulasi tentang perlindungan objek wisata sejarah, hingga tidak ada kesamaan visi dalam pengembangan wisata baik pelaku parawisata, pemangku kepentingan dan pengambil kebijakan.

Menurut hasil riset mahasiswa bimbingan Dr. Muhammad Farid, M.Sos dan Kasman Renyaan, S.Pd., M.Pd, bahwa problem itu selama ini menjadi hambatan peningkatan parawisata termasuk wisata sejarah di Banda Naira.

Dari hasil identifikasi problematika itu, mahasiswa yang bekerja di layanan keparawisataan dan tour guide ini kemudian merumuskan 4 strategi yang dapat menjadi solusi pengembangan wisata sejarah di Banda Naira ke depan, yakni Management Trasportasi Umum yang efesien, edukasi dan regulasi, Master Plan Banda dan Punish and Reward (Penjelasan lengkapnya dapat di baca di skripsi mahasiswa itu).

Meskipun demikian, usai memaparakan hasil risetnya, mahasiswa yang bersangkutan kemudian mendapatkan kritikan, pertanyaan dan masukan dari berbagai mahasiswa dan dosen penguji yang hadir dalam seminar hasil itu sebagai bentuk pertanggugjawaban ilmiah.

Namun jawaban dan subtansi hasil penelitian mahasiswa itu memiliki nilai novelty yang tinggi, sehingga dewan pembimbing menyarankan untuk perbaikan hasil temuan untuk selanjutnya mahasiswa tersebut dapat maju ke tahap ujian tutup guna mencapai gelar sarjana. ** (K.R).

Posted in

Artikel Terbaru

Archives

Kategori