Berita

Home » Berita » YPBN Eksplorasi Kearifan Lokal Pulau Rhun Melalui Riset dan Festival Budaya Bahari

3e310d7e-6c14-4591-ae11-d94b064c880a (1)

YPBN Eksplorasi Kearifan Lokal Pulau Rhun Melalui Riset dan Festival Budaya Bahari

SEJARAHNews, Banda: Yayasan Pendidikan Banda Naira (YPBN) menggelar eksplorasi kearifan lokal Pulau Rhun melalui penelitian dan Festival Budaya Bahari di Pulau Rhun, Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah. Penelitian yang dipimpin oleh Dr. Muhammad Farid, M.Sos ini bertujuan menggali dan mendokumentasikan kearifan lokal yang masih tersimpan dalam memori kolektif masyarakat, terutama di kawasan hutan, pesisir pantai, dan laut.

Penelitian ini berlangsung selama dua bulan, dari Agustus hingga September 2024. Sebelum turun ke lapangan, tim peneliti terlebih dahulu melakukan diskusi internal, konsultasi dengan para ahli, serta seminar proposal yang dijadwalkan pada Agustus 2024.

Dr. Muhammad Farid, M.Sos kepada tim redaksi SEJARAHNews, pada Selasa (22/10 2024), mengungkapkan tim peneliti sosial budaya berhasil mengidentifikasi sejumlah situs keramat yang tersebar di area hutan dan pesisir pantai Pulau Rhun. Penelitian ini melibatkan berbagai pihak, termasuk tiga narasumber utama yang terdiri dari dua petani pala dan seorang nelayan setempat.

“Dalam pelaksanaannya, tim mendapatkan dukungan administratif dari Kepala Kantor Kecamatan dan Kepala Desa Pulau Rhun terkait perizinan. Selain itu, tim lapangan juga dibantu oleh lima orang dari berbagai unsur, seperti perwakilan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), Kelompok Pengawas Masyarakat (Pokmaswas), serta guru madrasah setempat.” Ujarnya.

Tahapan Penelitian dan Temuan

Penelitian ini dirancang untuk memperkuat eksplorasi terhadap kearifan lokal di Pulau Rhun. Pada tahap awal, tim mengurus perizinan di Pemerintah Kecamatan Banda Naira dan Kepala Desa Pulau Rhun. Setelah itu, mereka secara terbuka memperkenalkan diri kepada pemerintah dan masyarakat setempat untuk menjelaskan maksud dan tujuan penelitian.

Pengumpulan data dilakukan dalam tiga tahap utama. Pertama, tim peneliti bersama asisten lapangan melakukan observasi partisipatif guna mencatat temuan yang relevan dengan fokus penelitian. Hasil observasi ini menjadi dasar dalam memahami dinamika budaya yang masih bertahan di masyarakat.

Fokus utama penelitian ini adalah pemetaan rantai nilai hulu-hilir pohon pala di Pulau Rhun. Proses penelitian dimulai dengan mengidentifikasi tahapan budidaya, mulai dari pembibitan, pemeliharaan, hingga panen. Ditemukan bahwa mayoritas petani masih menggunakan metode tradisional, yang berdampak pada produktivitas dan kualitas hasil panen. Dalam pengolahan hilir, proses pengeringan biji pala masih sederhana dan memerlukan intervensi teknologi agar hasil produksi dapat memenuhi standar ekspor. Selain itu, rantai distribusi yang melibatkan banyak perantara membuat keuntungan petani relatif kecil. Sebagai solusi, penelitian merekomendasikan pelatihan teknologi pertanian berkelanjutan serta penguatan koperasi lokal guna meningkatkan posisi tawar petani dalam rantai distribusi.

Selain eksplorasi budaya, penelitian ini juga mengungkap berbagai ancaman terhadap ekosistem laut di sekitar Pulau Rhun, seperti abrasi pantai, praktik penangkapan ikan yang merusak, serta polusi akibat sampah domestik. Kondisi ini berdampak serius terhadap keberlanjutan lingkungan pesisir dan kehidupan masyarakat yang bergantung pada sumber daya laut.

Hasil riset menegaskan pentingnya restorasi terumbu karang serta pengelolaan kawasan pesisir berbasis masyarakat sebagai strategi utama dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut. Selain itu, penelitian juga mengidentifikasi potensi besar dalam pengembangan ekowisata berbasis konservasi sebagai alternatif ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat lokal.

Sebagai langkah awal, direkomendasikan adanya peningkatan kesadaran masyarakat melalui program edukasi lingkungan berkelanjutan. Kolaborasi dengan organisasi konservasi juga menjadi strategi penting untuk mendukung inisiatif restorasi yang lebih efektif dan berkesinambungan. Dengan upaya ini, diharapkan ekosistem pesisir Pulau Rhun tetap terjaga, sekaligus memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat.

Potensi dan Inovasi Pemanfaatan Pala

Penelitian ini juga menemukan bahwa pohon pala di Pulau Rhun memiliki potensi pemanfaatan tambahan yang belum dimaksimalkan. Salah satu peluang yang menjanjikan adalah pengolahan minyak atsiri dari bunga pala serta pemanfaatan cangkang biji pala sebagai bahan bakar alternatif. Diversifikasi produk ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat lokal dan memperkuat sektor ekonomi berbasis rempah.

Namun, pengembangan inovasi ini memerlukan dukungan dalam bentuk pelatihan teknis serta akses terhadap alat produksi yang memadai. Oleh karena itu, kolaborasi dengan pihak swasta dan lembaga pemerintah menjadi langkah strategis dalam memberikan pendampingan teknis serta akses pendanaan bagi petani lokal agar dapat mengolah pala secara lebih optimal.

Rekomendasi Strategis

Penelitian ini menyoroti pentingnya pengelolaan hutan pala yang terintegrasi dengan upaya konservasi pesisir. Salah satu langkah strategis yang direkomendasikan adalah program reboisasi dengan menanam pohon mangrove di kawasan pesisir. Selain berfungsi sebagai mitigasi abrasi, langkah ini juga memperkuat ketahanan ekosistem lokal. Partisipasi aktif masyarakat menjadi kunci keberhasilan program ini, yang dapat diwujudkan melalui skema padat karya yang mengombinasikan aktivitas ekonomi dengan pelestarian lingkungan.

Selain itu, penelitian ini menekankan perlunya regulasi dan pengawasan ketat terhadap aktivitas yang merusak ekosistem laut, seperti penggunaan bom ikan dan jaring pukat harimau. Untuk memastikan keberlanjutan sumber daya laut, pemerintah daerah diharapkan menjalin kerja sama dengan masyarakat dan kelompok adat dalam menerapkan kebijakan perlindungan lingkungan. Kolaborasi ini juga membuka peluang perancangan sistem zonasi pesisir yang tidak hanya melindungi habitat laut, tetapi juga memberikan ruang bagi kegiatan ekonomi masyarakat secara berkelanjutan.

Sebagai upaya membangun sinergi multipihak, penelitian ini merekomendasikan penyelenggaraan forum dialog secara berkala. Forum ini akan melibatkan petani, nelayan, pemerintah daerah, akademisi, serta organisasi masyarakat sipil guna mengidentifikasi tantangan, merancang solusi, dan mengevaluasi kemajuan program yang telah dijalankan. Dengan pendekatan ini, pengelolaan hutan pala dan konservasi pesisir Pulau Rhun dapat berjalan secara harmonis, menciptakan keseimbangan antara keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.** (K.R).

Posted in

Artikel Terbaru

Archives

Kategori