Berita

Home » Berita » Rapat Prodi PSJ Bahas Studium General hingga Penguatan Kurikulum

2e5094ee-99c4-415d-b8e5-1648fd8b55b5

Rapat Prodi PSJ Bahas Studium General hingga Penguatan Kurikulum

SEJARAHnews, Banda : Suasana serius namun tetap dinamis mewarnai rapat tertutup dosen Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Banda Naira (UBN), yang berlangsung di Ruang Rektor, Gedung Rektorat UBN, Jumat (21/11/2025).

Selama hampir dua jam, jajaran dosen dan pimpinan fakultas membahas sejumlah agenda strategis terkait arah baru pengembangan program studi, mulai dari Studium General internasional hingga penguatan kurikulum.

Rapat dipimpin langsung oleh Rektor UBN, Dr. Muhammad Farid, M.Sos., dan dihadiri oleh Dekan FKIP, Kasman Renyaan, S.Pd., M.Pd.; Wakil Dekan FKIP, Varis Sanduan, M.Si.; Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah, Rahma Temarwut, S.Pd., M.Pd.; serta dosen Pendidikan Sejarah, Rusdan La Tora, M.Fil.I. Seluruh pejabat struktural yang hadir merupakan dosen tetap di lingkungan Program Studi Pendidikan Sejarah.

Kehadiran para pejabat dan dosen kunci ini, menjadikan pembahasan berlangsung komprehensif, terutama menyangkut kebijakan akademik dan arah baru pengembangan Prodi Pendidikan Sejarah.

Studium Generale Fokus Awal

Agenda pertama membahas rencana kolaborasi akademik dengan peneliti internasional, Jul Sade. Pada 26 November 2025 mendatang, Program Studi Pendidikan Sejarah dijadwalkan menggelar diskusi dan pemutaran film bertema sejarah di Ruang Baru UBN, dekat Istana Mini.

Kegiatan tersebut akan diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Sejarah bekerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah (HMPS PSJ). Para dosen sepakat, agenda ini bukan hanya peluang memperluas jejaring internasional, tetapi juga sarana memperkaya wawasan mahasiswa mengenai kajian Sejarah Keluarga, fokus riset Peneliti internasional Jul Sade dengan lokasi penelitian di Banda Naira.

Kesempatan kolaborasi ini dinilai strategis karena membuka perspektif baru dalam pendidikan sejarah, khususnya terkait pentingnya penulisan sejarah keluarga, tema yang selama ini belum menjadi perhatian utama dalam penelitian dan konsentrasi keilmuan Pendidikan Sejarah FKIP.

Pemerataan Pembimbing

Agenda kedua menyoroti distribusi beban bimbingan skripsi yang dinilai perlu lebih proporsional dan berkeadilan. Rapat menyepakati penataan ulang mahasiswa bimbingan, termasuk pengalihan mahasiswa dari bimbingan Rektor Dr. Muhammad Farid, kepada Varis Sanduan, sesuai speifikasi keilmuan dan riset yang telah diajukkan dan akan dilaksanakan mahasiswa yang rencana usulan judul penelitian itu telah mendapat persetujuan prodi dan diketahui dekan FKIP, sesuai surat penunjukkan pembimbing akan direvisi.

Penataan ini dipandang penting untuk menjaga kualitas bimbingan serta memastikan beban kerja dosen lebih merata dan berkeadilan.

Penguatan Profil Lulusan

Agenda ketiga membahas pentingnya memperluas profil lulusan sesuai tuntutan perkembangan zaman. Para dosen menilai bahwa lulusan Pendidikan Sejarah tidak semata-mata diproyeksikan sebagai guru (pendidik sejarah), tetapi juga harus mampu berperan sebagai peneliti, ilmuwan, kreator konten sejarah, serta wirausahawan di bidang kesejarahan.

Karena itu, prodi berencana memperbarui kurikulum agar lebih fleksibel dan adaptif, termasuk memperkuat kompetensi mahasiswa dalam penelitian yang relevan dengan kebutuhan dan perkembangan keilmuan mutahir dan masyarakat.

Arah Penelitian Mahasiswa dan Metodologi

Agenda keempat membahas arah penelitian mahasiswa. Para dosen menegaskan bahwa penelitian sejarah murni perlu memiliki batasan spasial dan temporal yang jelas. Namun untuk penelitian budaya, tradisi lisan, dan sejarah masyarakat bawah, pendekatan yang digunakan dapat lebih lentur (felesibel) karena banyak bertumpu pada ingatan kolektif dan sejarah lisan. Pendekatan interdisipliner, meliputi teori ilmu sosial, etnografi, hingga arkeologi, disarankan untuk memperkuat analisis dan memperkaya narasi historiografi mahasiswa.

Perdebatan Ilmiah Warnai Diskusi

Pembahasan mengenai metodologi penelitian memunculkan perdebatan hangat antar-dosen. Masing-masing mempertahankan pandangan sesuai latar keilmuan: sejarah murni, pendidikan sejarah, ilmu sosial, hingga kajian budaya. Meski berlangsung intens, perdebatan tetap berada dalam koridor akademik dan memperkuat kesimpulan akhir rapat.

Rapat menyepakati bahwa penelitian sejarah di UBN harus berpijak pada kaidah metodologi sejarah yang kuat, namun tetap terbuka terhadap pendekatan interdisipliner untuk mengakomodasi kekayaan budaya dan tradisi lisan di Kepulauan Banda. Sebab, sebagian besar sejarah Banda hidup dalam ingatan kolektif dan tradisi lisan masyarakat—bukan hanya dalam arsip atau dokumen tertulis.

Banda yang dikenal sebagai basis pariwisata sejarah memiliki potensi besar untuk menelusuri jejak-jejak masa lalu yang tidak tercatat secara formal. Tradisi lisan inilah yang selama ini menjadi daya tarik wisatawan dan peneliti sejarah untuk mendalaminya lebih jauh. Karena itu, Prodi Pendidikan Sejarah memandang penting menjadikan aspek ini sebagai fokus akademik untuk menghimpun data sejarah masyarakat, terutama sejarah yang belum ditulis dan belum digali para sejarawan.

Belakangan, pendekatan ini juga menarik minat peneliti internasional yang menelusuri sejarah kelisanan Banda melalui riset sejarah, arkeologi dan etnografi, peluang yang perlu ditangkap dan dikembangkan oleh Prodi Pendidikan Sejarah.

Komitmen Penguatan Prodi

Rapat ditutup dengan komitmen untuk memperkuat posisi Program Studi Pendidikan Sejarah sebagai pusat pengembangan kajian sejarah di Pulau-Pulau Kecil, sejalan dengan visi UBN. Seluruh keputusan yang dihasilkan akan segera ditindaklanjuti melalui penyesuaian kurikulum, kegiatan akademik, dan mekanisme bimbingan skripsi, yang nantinya akan diperkuat dengan pengaturan dalam standar dan peraturan akademik.

Dengan arah baru ini, Prodi Pendidikan Sejarah diharapkan mampu melahirkan lulusan yang tidak hanya mahir sebagai guru sejarah, tetapi juga kritis, adaptif, serta memiliki kompetensi mendalam di bidang ilmu sejarah. Lulusan diharapkan mampu menghasilkan karya yang relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan sekaligus mendukung pengembangan pariwisata sejarah berbasis potensi lokal.

Posted in